Alim (4) Ilmu terkait Realitas


6. Ilmu yang terkait realitas

RealistisPengetahuan selanjutnya yang mesti dipelajari adalah segala sesuatu yang signifikan dalam kehidupan. Apa saja. Sekedar contoh, mari kita lihat fenomena globalisasi yang semakin membuat dunia sempit. Thomas L Friedman misalnya melihat sepuluh flatteners yang membuat dunia semakin datar dan sempit saat ini. Faktor-faktor tersebut antara lain:

    • 11/9/89 yakni, runtuhnya tembok Berlin, berakhirnya Perang Dingin dan kemudian berkembangnya sistem operasi Windows dalam dunia komputer.
    • 8/9/95 tumbuh kembangnya internet dengan subur menggunakan teknologi World Wide Web.
    • Berkembangnya Work Flow Software
    • Berkembangnya teknologi up loading, ditandai ramainya blogging dan munculnya Wikipedia.

  • Outsourcing Y2K paska tahun 2000, kalau dulunya seluruh pemrograman memiliki internal lock dengan hanya 6 digit (dua untuk hari, dua untuk angka bulan dan dua untuk tahun, misalanya 12/31/99), sehingga dikhawatirkanketika mencapai tahun 2000 ia akan memunculkan angka 01/01/00 dengan asumsi kembali ke tahun 1900, sehingga terjadi kekacauan sistem informasi di seluruh dunia. Saya ingat betapa ribut dan khawatirnya orang-orang pada saat itu. Wuiiih… Namun semua itu telah dilewati dengan selamat, sehingga basis program sekarang menggunakan delapan digit. Artinya mulai tahun 2000 lalu telah hilanglah sekat program digital hingga seribu tahun mendatang.
  • Offsharing, yang mendorong dunia industri dan pedagangan mengalami revolusi luar biasa. Perusahaan-perusahaan besar dapat membuat pabrik di negara-negara berkembang dengan cost lebih murah, dan pasar yag lebih bagus. Cina adalah negara paling pandai memanfaatkan keadaan ini sehingga kemajuan ekonominya dalam sepuluh tahun terakhir amat mencengangkan.
  • Perkembangan pola hubungan antara pebrikan dan retail secara internasional, yang memungkinkan sebuah perusahaan menyuplai seluruh barang termurah dari penjuru dunia untuk dipasarkan dalam sebuah grosiran besar. Ini diistilahkan dengan Global Supply-Chains.
  • Insourcing, Penghantaran paket kilat yang membuat perdagangan semakin luas, mudah, simple dan cepat. Perusahaan besar seperti UPS (United Parcel Service) atau FedEx telah mengubah wajah dunia.
  • Informing, sistem informasi semakin cepat dan praktis dengan berkembangnya segala perangkat lunak informasi dan tumbuhnya provider jasa search engine Google, Yahoo! Dan MSN Web Search.
  • Selanjutnya apa yang disebut Friedman dengan Steroids. Perkembangan teknologi digital, mobile, personal dan virtual, semacam ponsel, PDA bahkan pocket computer yang bisa online hampir di seluruh penjuru dunia benar-benar membuat konektivitas manusia makin tinggi. Di Indonesia saja hampir seluruh penyedia layanan telepon seluler sudah menyediakan teknologi 3G bahkan ada yang mulai menjajaki 3,5G

Dengan realitas yang makin berat ini, apa ilmu yang mesti kita kuasai? Information Technology beserta segala perangkatnya, jelas. Agar kita tidak gagap teknologi. Agar kemudahan yang ada bisa dioptimalkan untuk kebaikan. Craig Owensby dengan program Al Qur’an selulernya adalah contoh yang bagus. Contoh lain masih banyak, misalnya ketika salah seorang mahasiswa UGM yang punya ghirah da’wah tinggi merancang sebuah sistem proteksi jaringan yang bisa memblokir situs-situs porno di internet. Inilah taskhir, penundukan teknologi untuk kemaslahatan umat. Lantas ilmu apa lagi yang mesti dipahami dalam konteks realitas globalisasi ini? Ilmu hubungan internasional, terutama kajian tentang keamanan non-konvensional. Sebab semakin besar konektivitas, semakin besar pula peluan kejahatan yang mesti diredam. Ilmu tentang ekonomi politik internasional, juga teramat penting. Ilmu-ilmu sosiologi, bagaimana menyelaraskan globalisasi dengan pertumbuhan dan pemberdayaan masyarakat, dan masih banyak ilmu-ilmu lainnya.

Itu baru satu contoh realitas kekinian yang berkembang. Maka semakin jeli kita memahami realitas, semakin banyak pula tuntutan kita terhadap ilmu. Ketika itu pula terasa sekali betapa bodohnya kita…

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” QS. Ar Rahman: 33-34

Selain proses untuk menjadi berilmu, ada hal lain yang mesti kita perhatikan yakni tradisi ilmiah. Tradisi ilmiah yang kokohlah yang dapat membuat kita eksis dan mampu menjawab tantangan yang semakin hari semakin besar saja. Benar sekali kata-kata hikmah Ustadz Anis Matta “Hanya akal-akal raksasa yang tercerahkan oleh wahyu yang mampu memimpin proyek peradaban sesuai kehendak Allah SWT”. Beliau merunut tujuh belas ciri dalam tradisi ilmiah yang baik. Tentu saja masih banyak ciri lain, namun biarlah saya kutip saja poin-poin penting ini saja dahulu:

  • Berbicara dan bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan
  • Tidak bersikap apriori atau memberi penilaian terhadap sesuatu sebelum mengatahuinya dengan baik dan akurat.
  • Selalu membandingkan pendapatnya dengan pendapat-pendapat yang lain sebelum mengambil keputusan.
  • Lebih banyak mendengar daripada berbicara. Ingat bahwa mulut kita Cuma satu, sedangkan telinga, Allah karuniakan dua.
  • Gemar membaca dan menyediakan waktu khusus untuk itu.
  • Banyak diam dan kontemplasi, menikmati saat-saat perenungan dalam kesendirian.
  • Mencerna masalah dengan pendekatan komprehensif, integral, objektif dan proporsional.
  • Menyukai diskusi dan proaktif dalam mengembangkan wacana dan ide, namun tidak suka berdebat kusir.
  • Berorientasi pada kebenaran dalam diskusi, bukan kemenangan.
  • Mempertahankan sikap dingin dalam menyikapi segala sesuatu, tidak emosional dan meledak-ledak.
  • Berpikir sistematis, berbicara secara teratur.
  • Tidak pernah merasa berilmu secara permanen, karenanya terus bersemangat dalam belajar.
  • Senang kepada hal-hal baru, serta menikmati tantangan dan perubahan.
  • Rendah hati dan mau menerima kesalahan.
  • Lapang dada dan toleran dalam perbedaan.
  • Memikirkan ulang setiap gagasan pribadinya ataupun gagasan orang lain, serta senantiasa menguji dan membuktikan kebenarannya (tradisi riset).
  • Selalu produktif dalam menghasilkan gagasan-gagasan baru.

Sulit? Memang. Namun, sebesar apa pengorbanan, sebesar itu pula ganjaran yang didapat. Al Ajru ‘ala qadari musyaqqah. Mari tengadahkan tangan dan berdo’a; Rabbi zidni ‘ilman warzuqni fahman.

Next: Faqih

Leave a comment